Friday, December 5, 2008

Raye dan KaMbIng.


Assalamualaikum warahmatullah..
Alhamdulillah, hari raya aidil adha kembali lagi. Saya ada terbaca bahawa raya jatuh pada hari Isnin , tapi tu di Mekah. Negara lain tak tahu lagi. Tapi di Morocco, inshaAllah, kami beraya hari selasa(sokmo lambat~~)

Kalau di Malaysia dengan lembunya. di Mesir pulak, dengan untanya. Tapi kami di sini, kambing lah yang akan dikorbankan pada hari raya nanti. Seronok betul tengok suasana bila nk raya ni.Kambing ada dimana2.comei~~ Setiap rumah pula mesti ada seekor kambing. Lain pula di Malaysia, sekor lembu untuk sekampung. Kalau nak sekor lembu untuk sekeluarga boleh juga, dah macam nak buat majlis kahwin pula nanti..:P


Antara pemandangan menarik di ambang raya ini, kambing akan dijumpai di merata2 tempat, kat univ pun ada kambing. Kambing ada degree:P Ditepi jalan,di tengah jalan, di dalam kereta, di atas motor ,di gendong atas bahu , merata2 dan berbagai cara kambing ditemui dan di bawa. Paling suka bila tengok kambing naik motor, bersama tuannya dan yang paling comel bila kambing di pikul atas bahu sahaja. Alahai comei~ Dan sementara menanti untuk dikorbankan pada hari raya nanti, kambing2 diletakkan di atas sutuh( di atas bumbung). Setiap malam pasti terdengar suara kambing mengembek dari rumah2 orang arab ni.Tapi kambingnya tak nampak la pula ..:P

Akan tetapi! keselamatan juga semakin meruncing, kerana orang arab akan cuba sedaya upaya untuk membeli dan memeperolehi walau sekor kambing. Kes kecurian dan samun akan mula meningkat ketika ini. Jadi , diharapkan kepada semua rakan2 untuk berwaspada dan berjaga2 selalu.

Nanti ada masa, saya akan masukkan gambar2 cik kam di blog ini untuk tatapan bersama.inshaAllah.



Thursday, December 4, 2008

Sabar Ye..(~_^)




Assalamualaikum wbt. Disini ana terjumpa sebuah kisah yang amat menarik saya kira untuk tatapan bersama. Menceritakan tentang sabar dan ujian. Sengaja mengepost cerita ini kerana saya sendiri sebagai hambaNya tak pernah lepas dari diuji dan teruji. Kadangkala terasa tak berdaya dengan ujian yang menimpa. Hidup merantau dan berjauhan dari keluarga, susah senang perlu kuat dan tabah untuk menghadapinya sendirian. Semoga saya masih mampu untuk terus mengukirkan senyuman biar seberat mana pun ujian yang menimpa. InshaAllah. Marilah kita sama2 ikuti kisah di bawah.

Suatu hari, seorang anak muda pergi ke kedai cenderamata. ia mencari sebuah hadiah untuk kekasihnya yang sangat ia cintai. Sebagai hadiah ulang tahunnya yang ke 21. Setelah sedemikian lama melihat-lihat. Mata pemuda itu menangkap cahaya yang gemerlapan dari dalam almari yang indah, cayaha itu muncul dari pantulan cangkir yang diterpa matahari siang itu. Pemuda itu memanggil pelayan kedai. “kak!boleh saya lihat cangkir itu”. Pelayan kedai itu tersenyum. dan berkata, “boleh, asalkan awk tidak memegangnya”. Kemudian, “boleh kalau awak nak pegang, asal tangan awk bersih”,. Pemuda itu membolak-balikkan tangannya dan berkata, “kak! tangan saya bersih , bolehkan?”. “boleh, tapi harus hati-hati” kata pelayan itu. Pemuda yang lagi terpikat dengan kecantikan cangkir itu, tersenyum. sambil mendekati cangkir cantik itu, Ia bergumam. “cantik nya..!, aku belum pernah melihat cangkir secantik ini, pasti kekasihku sangat senang menerimanya”. Ketika pemuda mahu mengambil cangkir itu, cangkir yang ada dihadapannya berbicara. “hai pemuda..! hati-hati memegangku, kalau aku jatuh dan pencah, kamu harus menggantinya, dan kamu tidak dapat memiliki kecantikanku”. Pemuda itu tersenyum, dan berkata, “ia…cantik!, aku akan memegangmu dengan hati-hati, aku terpikat dengan kecantikanmu”. Cangkir cantik itu, berkata, “pemuda.!, semua orang terpikat melihat kecantikanku namun tidak semua orang dapat memilikiku”.

Kemudian cangkir itu melanjutkan kisahnya, “Dulu aku ini hanya selonggok tanah liat kotor, yang tidak berharga, tidak sorangpun melirikku apalagi mengambilku. Namun pada suatu hari, seorang lelaki dengan tangan kotornya, mengambil ku dan melemparkanku ke sebuah roda berputar”. Aku tidak dapat menghindar dan menolaknya, kerana aku hanya tanah yang kotor dan tidak berharga. Setelah itu, ia memutar-mutar roda itu, aku berteriak untuk dihentikannya, kerana kepalaku terasa pusing sekali. stop! Stop! Stop aku berteriak dengan keras, namun orang itu berkata, “belum!”. Lalu ia mulai beraksi kembali dengan memukulku, menusukku, menginjak-injakku berulang-ulang. Stop! Stop! Stop! Aku berteriak dengan harapan ia tidak melanjutkan, tetapi ia berkata, “belum!,”. Belum aku bernafas dengan lega, ia melemparkanku ke perapian. Aku kepanasan, dan belum pernah aku disiksa seperti itu. Aku terus dipanaskan, dibolak balik, aku hampir putus asa. Dan aku berteriak-teriak, panas! Panas! Panas! Namun ia sedikitpun tidak memperdulikanku. Tetap saja diberitahu, “belum”,. Bilakah siksaan dan penderitaan ini selesai, kenapa nasibku seperti ini. Betapa senangnya teman-temanku yang tidak mendapati siksaan seperti yang aku alami.

Sambil
menitiskan air mata, aku memohon agar ia tidak melanjutkan penyiksaan itu, karena aku sudah tidak kuat lagi. Aku mulai gembira, kerana ia mengangkatku dari perapian itu. Dan membiarkanku sampai dingin. Aku pikir, mungkin itu akhir dari penyiksaan dan penderitaanku. Oh, ternyata belum. Setelah dingin,lukisku dengan warna, yang baunya sangat tidak aku senangi, membuat aku sesak dan sulit bernafas. aku berkata, “stop! Stop! Stop! Aku sudah muak dengan semua ini, aku mohon jangan dekatkan cat itu padaku. Tetapi, perempuan itu, tetap saja membolak-balikku dan memolesku dengan cat yang baunya mintak ampun. Namun wanita itu berkata sama dengan laki-laki jahat tadi, “belum”. Aku melihat diriku berubah, dari satu warna menjadi warna-warni. Namun apalah artinya perubahan itu buatku, aku tidak merasa apa kecuali siksaan yang pedih dan memuakkan.

Ternyata, tidak sampai disitu.
Aku diserahkan pada seorang laki-laki, ia sangat mengerikan. Dengan tangan nya ia mengambilku. Laki-laki itu, memasukkan aku ke perapian lagi, rasanya lebih panas dari sebelumnya. Saya merasa ini mungkin akhir hidupku, dan setelah ini aku tidak dapat melihat dunia lagi. Hanya kenangan yang tidak pernah saya lupakan, yaitu kenangan betapa pahitnya hidup. Aku berteriak dengan sekuat tenagaku. “Hentikan! Hentikan! Aku tidak kuat lagi! Panas! Panas! Panas!, namun laki-laki itu tidak sedikitpun menoleh padaku, aku dibiarkan berteriak-teriak dan kepanasan. Ia terus membakarku. Lalu, setelah beberapa lama, mungkin ia sudah puas dengan menyiksaku, kini aku diangkat dan dibiarkan dingin. Setelah didinginkan beberapa lama, seorang wanita dengan tangan cantiknya mengangkatku. Aku ditempatkan di bekas yang indah, dan disekelilingku ada benda-benda yang cantik. Aku kaget dan hairan ketika aku melihat perubahan pada diriku, betapa cantiknya diriku, dan teman-teman disekelilingku. Mereka yang mengalami penderitaan seperti apa yang aku alamai. Aku sungguh tidak percaya, dengan perubahan ini. Yang dulunya aku hanya benda yang tidak berharga sekarang menjadi tontonan dan diistimewakan. Setelah melihat perubahan ini, terasa penderitaan dan cubaan yang aku alami selama ini hilang seketika. , terima kasih Tuhan! Yang telah menyerahkanku pada tangan lelaki itu.


Sahabat..
Suatu gambaran penderitaan yang luar biasa. cubaan dan penderitaan adalah bagian hidup kita, namun kadang kita antara sedar dan tidak, bahawa cubaan dan penderitaan adalah sebuah proses menuju sebuah keindahan dan kebahagiaan.

Sahabat..
Seperti cangkir itulah, Allah swt membentuk
kita. memang penderitaan yang Allah berikan pada kita sakit, menyeksa, penuh penderitaan, aliran mata, dan hilangnya harta. Mungkin dengan cara itulah Allah swt merubah dan bentuk diri kita menjadi baik dan terbaik. Dan dapat memancarkan caha-Nya. Jika cubaan dan penderitaan menimpa kita, anggaplah cubaan dan penderitaan itu adalah sebuah proses kita menuju kebahagiaan, dan cubaan itu adalah sebuah kenikmatan yang diberikan Allah swt untuk membentuk dan menjadikan kita lebih maju dan lebih hebat.

Kita
tahu bahawa cubaan itu akan menghasilkan sebuah keberaniaan, ketekunan, kesungguhan, dan pengalaman. Biarlah keberaniaan, ketekunan, kesungguhan, dan pengalaman memperoleh buah yang matang. Apabila kita mengalami penderitaan dan cubaan, maka betapa indahnya jika berlapang dada dan tidak kecil hati,erana seorang kekasih untuk melihat kesetiaan kekasihnya adalah dengan melihat bagaimana ia sabar dalam menderita. Anggaplah penderitaan itu sebagai ujian kerana kasih dan rahmannya Allah pada kita. kerana kasih dan cinta-Nya Allah membrikan penderitaan itu.

Proses pembentukan itu memang menyakitkan, tapi setelah
proses itu selesai maka kita akan melihat betapa cantiknya Allah membentuk kita dengan cubaan dan tantangan yang kita hadapi. Dan seluruh cubaan yang diberikan Allah itu pasti ada hikmahnya, kerana Allah tidak mempermain-mainkan hamba-nya. Dan pastilah ada manfaat disebalik itu semua. Kalau kita belum dapat dan belum merasakan hikmah itu maka kita harus selalu muhasabah. Mungkin kita yang terlalu kotor dan terlalu berprasangka buruk (su’u dhan) sehingga tidak dapat meneyelami dan mengambil hikmah yang diberikan-Nya.



*Cerpenis asal Madura. Ketua Sanggar Al-Abqory
Madura

Tuesday, December 2, 2008

sAYa BoLEH!


Pada suatu hari ada segerombolan katak-katak kecil,... yang berlumba lari Tujuannya adalah mencapai puncak sebuah menara yang sangat tinggi.
Penonton berkumpul bersama mengelilingi menara untuk menyaksikan perlumbaan dan memberi semangat kepada para peserta...

Perlumbaan dimulai...
Secara jujur: Tak satupun penonton benar2 percaya bahwa katak2 kecil akan mencapai puncak menara. Terdengar suara: "Oh, jalannya terlalu sukar!! Mereka TIDAK AKAN sampai ke puncak." atau: "Tidak ada kesempatan untuk berhasil...Menaranya terlalu tinggi...!!
Katak2 kecil mulai berjatuhan. Satu persatu... ..... Kecuali mereka yang tetap semangat menaiki menara perlahan- lahan semakin tinggi...dan semakin tinggi..

Penonton terus bersorak
"Terlalu sukar!!! Tak seorang pun (tak seKATAK pun) akan berjaya!"
Lebih banyak lagi katak kecil lelah dan menyerah...

.....Tapi ada SATU yang melanjutkan hingga semakin tinggi dan tinggi...
Dia tak akan menyerah!
Akhirnya yang lain telah menyerah untuk menaiki menara. Kecuali satu katak kecil yang telah berusaha keras menjadi satu-satunya yang berhasil mencapai puncak! SEMUA katak kecil yang lain ingin tahu bagaimana katak ini boleh melakukannya?
Seorang peserta bertanya bagaimana cara katak yang berhasil menemukan kekuatan untuk mencapai tujuan?
Ternyata... Katak yang menjadi pemenang itu PEKAK!!!!

Kata bijak dari cerita ini adalah:
Jangan dengar orang lain yang mempunyai kecenderungan negatif ataupun pesimis... ...kerana mereka mengambil sebagian besar mimpimu dan menjauhkannya darimu. Selalu fikirkan kata2 bertuah yang ada. Kerana segala sesuatu yang kamu dengar dan kamu baca boleh mempengaruhi perilakumu! Kerana itu: Tetaplah selalu.... POSITIVE! Dan yang terpenting:Buat PEKAK jika orang berkata kepadamu bahwa KAMU tidak bisa menggapai cita-citamu! selalulah berfikir: I can do this!

Cuma itu Saja??!!


Assalamu'alaikum Warahmatullah, musim menunaikan haji sudah pun tiba, pasti di Mekah al mukarrmaha dan Madinah sudah penuh dilimpahi dengan lautan manusia yang datang dari setiap pelusuk bumi. Sebak kadangkala mendengar perkhabaran haji saudara-saudara yang lain. Rindu untuk ke sana sekali lagi. Teringat lagi betapa manis dan indahnya beribadah di sana, terasa begitu hampir dan dekat dengan sang Pencipta. Semoga Allah memberikan sekali lagi rezekiNya untuk saya ke sana kesemula.amin.inshaAllah

Untuk posting kali ini, ingin saya kongsikan beberapa kisah tauladan buat tatapan bersama bersempana bulan yang mulia ini. Semoa ada pengajaran yang kita perolehi.InshaAllah.

Sebagai seorang anak yang berbakti kepada orang tuanya, Hasan (bukan nama sebenarnya), mengajak ibunya untuk menunaikan rukun Islam yang kelima.Sarah (juga bukan nama sebenarnya), sang Ibu, tentu senang dengan ajakan anaknya itu. Sebagai muslim yang mampu secara material,mereka memang berkewajiban menunaikan ibadah Haji. Segala kelengkapan sudah disiapkan.

ibu anak-anak ini akhirnya berangkat ke tanah suci. Keadaan keduanya sihat walafiat, tak kurang satu apapun. Tiba harinya mereka melakukan thawaf dengan hati dan niat ikhlas menyeru panggilan Allah, Tuhan Semesta Alam. "Labaik Allahuma labaik, aku datang memenuhi seruanMu ya Allah".

Hasan menggandeng ibunya dan berbisik, "Ummi undzur ila Ka'bah (Bu, lihatlah Ka'bah)." Hasan menunjuk kepada bangunan empat persegi berwarna hitam itu. Ibunya yang berjalan di sisi anaknya terdiam.

Perempuan itu sama sekali tidak melihat apa yang ditunjukkan oleh anaknya.
Hasan kembali membisiki ibunya. Ia jadi bingung melihat raut wajah ibunya. Di wajah ibunya nampak kebingungan. Ibunya sendiri tak mengerti mengapa ia tak bioleh melihat apapun selain kegelapan. beberapakali ia mengusap-usap matanya, tetapi kembali yang tampak hanyalah kegelapan.

Padahal, tak ada masalah dengan kesihatan matanya. Beberapa minit yang lalu dia masih melihat segalanya dengan jelas, tapi mengapa memasuki Masjidil Haram segalanya menjadi gelap gulita. Tujuh kali Haji Anak yang sholeh itu bersimpuh di hadapan Allah. Ia solat memohon ampunan-Nya.

Hati Hasan begitu sedih. Siapapun yang datang ke Baitulah, mengharap rahmatNYA.Terasa hampa menjadi tamu Allah, tanpa menyaksikan segala kebesaran-Nya, tanpa merasakan kuasa-Nya dan juga rahmat-Nya.

Hasan tidak berkecil hati, mungkin dengan ibadah dan taubatnya yang sungguh-sungguh, Ibundanya akan dapat merasakan anugerah-Nya, dengan menatap Ka'bah, kelak. Anak yang soleh itu berniat akan kembali membawa ibunya berhaji tahun depan. Ternyata nasib baik belum berpihak kepadanya.

Tahun berikutnya kejadian serupa terulang lagi. Ibunya kembali dibutakan didekat Ka'bah, sehingga tak dapat menyaksikan bangunan yang merupakan symbol persatuan umat Islam itu. Wanita itu tidak dapat melihat Ka'bah. Hasan tidak patah arang. Ia kembali membawa ibunya ke tanah suci tahun berikutnya.

Anehnya, ibunya tetap saja tak dapat melihat Ka'bah. Setiap berada di Masjidil Haram, yang tampak di matanya hanyalah gelap dan gelap.

Begitulah keganjilan yang terjadi pada diri Sarah. hingga kejadian itu berulang sampai tujuh kali menunaikan ibadah haji.Hasan tak habis fikir, dia tak mengerti, apa yang menyebabkan ibunya menjadi buta di depan Ka'bah.

Padahal, setiap kali berada jauh dari Ka'bah, penglihatannya selalu normal. Dia bertanya-tanya, apakah ibunya punya kesalahan sehingga mendapat azab dari Allah SWT ?. Apa yang telah diperlakukan ibunya, sehingga mendapat musibah seperti itu ? Segala pertanyaan berkecamuk dalam dirinya. Akhirnya diputuskannya untuk mencari seorang alim ulama, yang dapat membantu permasalahannya.

Beberapa saat kemudian ia mendengar ada seorang ulama yang terkenal kerana kesohlehannya dan kebaikannya di Abu Dhabi (Uni Emirat). Tanpa kesulitan bererti, Hasan dapat bertemu dengan ulama yang dimaksud. Ia pun mengutarakan masalah kepada ulama yang soleh ini. Ulama itu mendengarkan dengan saksama, kemudian meminta agar Ibu Hasan perlu menelefonnya.Anak yang berbakti ini pun pulang. Setibanya di tanah kelahirannya, dia meminta ibunya untuk menghubungi ulama di Abu Dhabi tersebut.

Beruntung, sang Ibu mau memenuhi permintaan anaknya. Ia pun menelefon ulama itu, dan menceritakan kembali peristiwa yang dialaminya di tanah suci. Ulama itu kemudian meminta Sarah mengingat kembali, mungkin ada perbuatan atau peristiwa yang terjadi padanya di masa lalu, sehingga ia tidak mendapat rahmat Allah. Sarah diminta untuk bersikap terbuka, mengatakan dengan jujur, apa yang telah dilakukannya. "Anda harus berterus-terang kepada saya, karana masalah anda bukan masalah senang," kata ulama itu pada Sarah. Sarah terdiam sejenak. Kemudian dia meminta waktu untuk memikirkannya. Tujuh hari berlalu, akan tetapi ulama itu tidak mendapat sebarang khabar dari Sarah.

Pada minggu kedua setelah percakapan pertama mereka, akhirnya Sarah menelefon. "Ustaz, waktu masih muda, saya bekerja sebagai jururawat di rumah sakit," cerita Sarah akhirnya.
"Oh, bagus..... Pekerjaan jururawat adalah pekerjaan mulia," potong ulama itu.
"Tapi saya mencari wang
sebanyak-banyaknya dengan berbagai cara, tidak peduli, apakah cara saya itu halal atau haram," ungkapnya terus terang. Ulama itu terkejut. Ia tidak menyangka wanita itu akan berkata demikian.
"Disana...." sambung Sarah, "Saya sering kali menukar bayi, karana tidak semua ibu senang dengan bayi yang telah dilahirkan. Kalau ada yang menginginkan anak laki-laki, padahal bayi yang dilahirkannya perempuan, dengan imbuhan wang, saya tukar bayi-bayi itu sesuai dengan keinginan mereka."
Ulama tersebut amat terkejut mendengar penjelasan Sarah. "Astagfirullah......"
betapa sanggup wanita itu
menyakiti hati para ibu yang diberi amanah Allah untuk melahirkan anak.
bayangkan, betapa banyak keluarga
yang telah dirosaknya, sehingga tidak jelas nasabnya. Apakah Sarah tidak tahu, bahawa dalam Islam menjaga nasab atau keturunan sangat penting. Jika seorang bayi ditukar, tentu nasabnya menjadi tidak jelas.

Padahal, nasab ini sangat menentukan dalam perkawinan, terutama dalam masalah mahram atau muhrim, iaitu orang-orang yang tidak boleh dinikahi."Cuma itu yang saya lakukan," ucap Sarah. "Cuma itu ?" tanya ulama terperanjat.
"Tahukah anda bahawa perbuatan anda itu dosa yang luar biasa, betapa banyak keluarga yang sudah anda hancurkan!". ucap ulama dengan nada tinggi."Lalu apa lagi yang Anda kerjakan?
"tanya ulama itu lagi sedikit kesal. "Di rumah sakit, saya juga melakukan tugas memandikan orang mati."
"Oh bagus, itu juga pekerjaan mulia," kata ulama. "Ya, tapi saya memandikan orang mati karana ada kerja sama dengan tukang sihir." "Maksudnya?" tanya ulama tidak mengerti. "Setiap saya bermaksud menyengsarakan orang, baik membuatnya mati atau sakit, segala perkakas sihir itu sesuai dengan syaratnya, harus dipendam di dalam tanah. Akan tetapi saya tidak menguburnya di dalam tanah, melainkan saya masukkan benda-benda itu ke dalam mulut orang yang mati."

"Suatu kali, pernah seorang alim meninggal dunia. Seperti biasa, saya memasukkan berbagai barang-barang tenung seperti jarum, benang dan lain-lain ke dalam mulutnya. Entah mengapa benda-benda itu seperti terpental, tidak hendak masuk, walaupun saya sudah menekannya dalam-dalam.
Benda-benda itu selalu kembali keluar. Saya cuba lagi begitu seterusnya berulang-ulang. Akhirnya, emosi saya memuncak, saya masukkan benda itu dan saya jahit mulutnya. Cuma itu dosa yang saya lakukan." Mendengar pertuturan Sarah yang datar dan tanpa rasa dosa, ulama itu berteriak marah.
"Cuma itu yang kamu lakukan ?". "Masya Allah....!!! Saya tidak dapat bantu anda. Saya angkat tangan".

Ulama itu amat sangat terkejutnya mengetahui perbuatan Sarah. Tidak pernah terbayang dalam hidupnya ada seorang manusia, apalagi dia adalah wanita, yang memiliki nurani begitu tega, begitu keji.

Tidak pernah terjadi dalam hidupnya, ada wanita yang melakukan perbuatan sekeji itu. Akhirnya ulama itu berkata, "Anda harus memohon ampun kepada Allah, kerana hanya Dialah yang dapat mengampuni dosa Anda."


Bumi menolaknya.

Setelah beberapa lama, sekitar tujuh hari kemudian ulama tidak mendengar khabar selanjutnya dari Sarah. Akhirnya ia mendapat tahu dengan menghubunginya melalui telepon. Ia berharap Sarah telah bertaubat atas segala yang telah diperbuatnya. Ia berharap Allah akan mengampuni dosa Sarah, sehingga Rahmat Allah datang kepadanya.Kerana tak juga memperoleh khabar, ulama itu menghubungi keluarga Hasan di Mesir.

Kebetulan yang menerima telepon adalah Hasan sendiri. Ulama menanyakan khabar Sarah,ternyata khabar duka yang diterima ulama itu. "Ummi sudah meninggal dua hari setelah menelefon ustad," ujar Hasan. Ulama itu terkejut mendengar khabar tersebut. "Bagaimana ibumu meninggal, Hasan ?". tanya ulama itu.

Hasan pun akhirnya bercerita : Setelah menelefon ulama, dua hari kemudian ibunya jatuh sakit dan meninggal dunia. Yang mengejutkan adalah peristiwa penguburan Sarah.

Ketika tanah sudah digali, untuk kemudian dimasukkan jenazah atas izin Allah, tanah itu rapat kembali, tertutup dan mengeras. Para penggali mencari lokasi lain untuk digali. Peristiwa itu berulang kembali. Tanah yang sudah digali kembali menyempit dan tertutup rapat. Peristiwa itu berlangsung begitu cepat, sehingga tidak seorangpun penghantar jenazah yang menyedari bahawa tanah itu kembali rapat.

Peristiwa itu terjadi berulang-ulang. Para penghantar yang menyaksikan peristiwa itu merasa ngeri dan merasakan sesuatu yang aneh terjadi.Mereka yakin, kejadian tersebut pastilah berkaitan dengan perbuatan si mayat.

Waktu terus berlalu, para penggali kubur putus-asa kerana pekerjaan mereka tak juga selesai. Siang pun berlalu, petang menjelang, bahkan sampai hampir maghrib, tidak ada satu pun lubang yang berhasil digali. Mereka akhirnya pasrah, dan beranjak pulang. Jenazah itu dibiarkan saja di hamparan tanah kering kerontang.

Sebagai anak yang begitu sayang dan hormat kepada ibunya, Hasan tidak sanggup meninggalkan jenazah orang tuanya ditempat itu tanpa dikubur. Kalaupun dibawa pulang, rasanya tidak mungkin. Hasan termenung di tanah perkuburan seorang diri. Dengan izin Allah, tiba-tiba berdiri seorang laki-laki yang berpakaian hitam panjang, seperti pakaian khusus orang Mesir.

Lelaki itu tidak tampak wajahnya, kerana terhalang tutup kepalanya yang menjorok ke depan. Laki-laki itu mendekati Hasan kemudian berkata padanya,"Biar aku uruskan jenazah ibumu, pulanglah!". kata orang itu.

Hasan lega mendengar bantuan orang tersebut, Ia berharap laki-laki itu akan menunggu jenazah ibunya. Syukur-syukur menggali lubang dan kemudian mengebumikan ibunya. "Aku minta supaya kau jangan menengok ke belakang, sampai tiba di rumahmu, "pesan lelaki itu. Hasan mengangguk, kemudian ia meninggalkan pemakaman. Belum sempat ia di luar lokasi pemakaman,terselit keinginannya untuk mengetahui apa yang terjadi dengan jenazah ibunya.

Sedetik kemudian ia menoleh ke belakang. Betapa pucat wajah Hasan, melihat jenazah ibunya sudah dililit api, kemudian api itu menyelimuti seluruh tubuh ibunya. Belum habis rasa hairannya, sedetik kemudian dari arah yang berlawanan, api menerpa wajah Hasan. Hasan ketakutan.Dengan langkah seribu, dia pun bergegas meninggalkan tempat itu. Demikian yang diceritakan Hasan kepada ulama itu. Hasan juga mengaku, bahwa separuh wajahnya yang tertampar api itu kini berbekas kehitaman kerana terbakar.

Ulama itu mendengarkan dengan tekun semua cerita yang diungkapkan Hasan. Dia menyarankan, agar Hasan segera beribadah dengan khusyuk dan meminta ampun atas segala perbuatan atau dosa-dosa yang pernah dilakukan oleh ibunya. Akan tetapi, ulama itu tidak menceritakan kepada Hasan, apa yang telah diceritakan oleh ibunya kepada ulama itu. Ulama itu meyakinkan Hasan, bahwa apabila anak yang soleh itu memohon ampun dengan sungguh-sungguh, maka bekas luka di pipinya dengan izin Allah akan hilang.

Benar saja,tak berapa lama kemudian Hasan kembali memberitahu ulama itu, bahawa lukanya yang dulu amat terasa sakit dan panas luar biasa, semakin hari bekas kehitamannya hilang. Tanpa tahu apa yang telah dilakukan ibunya selama hidup, Hasan tetap mendoakan ibunya. Ia berharap, apapun perbuatan dosa yang telah dilakukan oleh ibunya, akan diampuni oleh Allah SWT.

Semoga kisah nyata dari Mesir ini mampu menjadi pelajaran bagi kita semua. Wang $50.000 atau $50 kelihatan begitu besar bila dibawa ke kotak derma masjid, tetapi begitu kecil bila kita bawa ke supermarket. 45 minit terasa terlalu lama untuk berzikir tapi betapa pendeknya waktu itu untuk pertandingan bola sepak. Semua insan ingin memasuki syurga tetapi tidak ramai yang berfikir dan berbicara tentang bagaimana untuk memasukinya